“Desember kemarin ada 21orang, awal Januari sampai hari ini ada 24 orang, sepanjang musim hujan sekitar 45 itu,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi.
Menurut Saiful, kebanyakan penderita DB adalah usia anak-anak dimana usia tersebut cukup rentan dengan gangguan penyakit ini. Sejauh ini terkait laporan adanya warga Tuban yang meninggal karena DB, masih dikordinasikan pihak Dinas dengan Rumah Sakit, apakah penyebabnya pasti DB atau gangguan kesehatan lainnya.
“Paling banyak anak-anak. Kita tahu karena daya tahan tubuh mereka berbeda dengan orang dewasa. Ada satu yang diduga meninggal karena DB namun kita masih berkoordinasi dengan RSUD, ” terang Saiful.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi C DPRD Tuban yang membidangi kesehatan, Mutafarida mengatakan, pemerintah memalui Dinas Kesehatan harus meningkatkan pengawasan kesehatan masyarakat utamanya DB saat musim penghujan seperti sekarang ini, melalui puskesmas-puskesmas dan bidan desa.
“Hujan ini kan agenda tahunan, mestinya dinas sudah memiliki data daerah rawan, dan sudah dipersiapkan untuk menghindari wabah DB. Jika perlu melalui bidan desa serta melibatkan tokoh masyarakat desa, agar saat ditemukan kasus DB segera tertangani,” terang Farida.
Lebih lanjut Farida mengatakan, agar tidak ada korban DB berkelanjutan, Dinas Kesehatan juga harus cepat melakukan pencegahan melalui penyemprotan atau Fogging, serta pembagian bubuk pembasmi jentik (Abate) di daerah yang terdapat temuan kasus DB.
“Tidak hanya dinas, Puskesmas atau bidan desa mestiya juga aktif, dengan menggandeng kelompok masyarakat, mensosialisasikan perilaku hidup bersih sehat, penting juga melaksanakan 3 M,” katanya. (Kim)